Disbudpar Sumsel Daftarkan 12 Warisan Budaya ke Kemendikbud RI, Salah Satunya Gulo Puan

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatera Selatan (Sumsel), daftarkan 12 warisan budaya khas Provinsi Sumatera Selatan. 

Sebanyak 12 warisan budaya itu didaftarkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Kepala Disbudpar Sumsel, Aufa Syahriizal mengungkapkan, Provinsi Sumatera Selatan mempunyai kekayaan warisan budaya yang kadang kala terlupkan. Bahkan, tak jarang warisan budaya tersebut diakui pihak asing.

"Kita selalu berupaya menjaga dan melestarikan budaya di provinsi ini," ungkap Aufa saat dikonfirmasi, Senin 12 Desember 2022.

BACA JUGA:Senior Coordinator Sahabat Cagar Budaya Sumsel Kenalkan Genre Wisata Sejarah Pada Millenial

Dikatakan Aufa banyak warisan budaya masyarakat Indonesia diakui bangsa lain. Guna mengantisipasi hal itu, Disbudpar Sumsel mendaftarkan langsung 12 warisan budaya khas Sumatera Selatan dari 17 kabupaten dan kota ke Kemendikbud RI. 

Warisan budaya yang didaftarkan itu di antaranya makan idangan, rumah rakit, tari lading, tari cancang, tari sambut, sanggan sirih, tari gegerit, tari erai-erai, jejuluk, sedekah serabi, sedekah rami, dan makanan gulo puan.

"Tentu warisan budaya kita ini secara bertahap diusulkan sertifikasinya ke Kemendikbud," bebernya.

Lanjut Aufa, sejak tahun 2013, Disbudpar Sumsel memfasilitasi pendaftaran 44 Warisan Budaya Tak Benda (WBTb), dan telah mendapatkan sertifikat dari Kemendikbud RI.

BACA JUGA:Daftar 25 Top Desa Cantik se Indonesia, Satu dari Sumatera Selatan Bukit Selabu

"Sudah banyak sekali warisan budaya yang telah bersertifikat," jelasnya.

Lebih lanjut Aufa menambahkan, melalui upaya itu diharapkan bisa memotivasi dan menghargai pelaku budaya serta bisa mendapat pengakuan Unesco atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Harapannya warisan budaya Sumatera Selatan bisa semakin dikenal masyarakat Indonesia bahkan macanegara," tandasnya.

Gulo Puan adalah kudapan dengan rasa manis. Dahulu adalah makanan bangsawan dan raja-raja Kesultanan Palembang Darrussalam. 

Sumber: