HET Pupuk Turun, Petani OKU Timur Optimis Produksi 1 Juta Ton Gabah
Yahya, petani di Kelurahan Tebat Sari, Kabupaten OKU Timur mewakili para petani lain mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo yang telah menurunkan harga pupuk subsidi 20 persen. -foto:abdulkhalid/sumeks-
SUMEKS.CO - Kabar baik datang bagi para petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto resmi menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi hingga 20 persen mulai 22 Oktober 2025.
Kebijakan ini disambut dengan rasa syukur dan optimisme oleh petani yang selama ini bergelut dengan mahalnya biaya produksi.
Yahya, petani asal Kelurahan Tebat Sari, Kecamatan Martapura, tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat ditemui di sawahnya yang mulai menghijau. “Kami benar-benar lega. Harga pupuk akhirnya turun. Ini seperti napas baru bagi kami,” ujarnya penuh semangat, Minggu (2/11).
Kini, harga pupuk subsidi jenis urea menjadi Rp1.800 per kilogram atau Rp90 ribu per karung 50 kilogram, sedangkan NPK turun menjadi Rp1.840 per kilogram atau Rp92 ribu per karung 50 kilogram.
BACA JUGA:Bukit Asam Raih Juara I Kategori Perusahaan Go Publik Non Keuangan di Annual Report Awards 2024
BACA JUGA:MenPANRB Tetapkan Aturan Gaji, Status PPPK Paruh Waktu Belum Tercantum dalam UU ASN 2023
Sebelumnya, harga urea mencapai Rp2.250/kg, dan NPK Rp2.300/kg. Penurunan ini membuat petani bisa menghemat hingga puluhan ribu rupiah setiap musim tanam.
“Kalau dulu kami harus putar otak cari tambahan uang untuk pupuk, sekarang bisa sedikit menabung. Bahkan ada sisa untuk biaya sekolah anak,” tambah Yahya, anggota Kelompok Tani (Poktan) Sidomuncul Tebat Sari. Ia mengaku, langkah Presiden Prabowo melalui Kementerian Pertanian ini sangat berpihak pada petani kecil yang menjadi ujung tombak ketahanan pangan nasional.
Selain harga pupuk yang lebih ramah di kantong, Yahya juga berharap bantuan lain seperti bibit padi unggul dan obat hama tanaman bisa segera digulirkan. “Kalau pupuk, bibit, dan obatnya lancar, hasil panen pasti naik. Kami petani bisa makin sejahtera,” katanya dengan nada optimis.
Pupuk Mudah Didapat, Petani Tak Lagi Gelisah
Berbeda dari beberapa tahun lalu, kini pupuk subsidi sudah mudah diperoleh. Hal itu dibenarkan oleh Jodi Ariabima, Sekretaris Poktan Argo Jaya Bukit Napuh.
BACA JUGA:Begini Kesiapan Bandara Internasional SMB II Palembang Hadapi Lonjakan Penumpang Nataru 2025-2026
BACA JUGA:Pasokan BBM Aman, Pertamina Pastikan Kilang Siaga Penuh Selama Libur Nataru 2025/2026
“Sekarang tidak lagi susah mencari pupuk. Stok aman dan agen siap melayani. Dulu, kami sampai antre panjang, sekarang tinggal menebus sesuai jatah,” tuturnya.
Jodi menjelaskan, untuk mendapatkan pupuk, petani wajib tergabung dalam kelompok tani dan memiliki kartu tani. Setiap akhir tahun, mereka mengajukan kebutuhan pupuk melalui aplikasi e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok).
Setelah disetujui, pupuk bisa ditebus di agen resmi setiap awal bulan. Kuota pupuk ditentukan berdasarkan luas lahan garapan masing-masing petani.
OKU Timur Kian Siap Jadi Lumbung Beras Nasional
Pemerintah Kabupaten OKU Timur menyambut kebijakan penurunan harga pupuk ini dengan antusias. Wilayah yang dikenal sebagai salah satu lumbung beras nasional itu kini semakin yakin mampu mengejar target produksi.
Menurut Sekretaris Dinas Pertanian OKU Timur, Niswaturrohmah, STP., MEP., penurunan HET pupuk merupakan bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan petani.
BACA JUGA:Lansia Dapat Prioritas Kuota 5 Persen Haji 2026 Setiap Provinsi
BACA JUGA:Lalu Azmil, Mahasiswa Al-Azhar, Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah BSP 2025
“Kami sangat mengapresiasi langkah Presiden Prabowo dan Kementerian Pertanian. Dengan harga pupuk yang lebih terjangkau, petani bisa lebih bersemangat menanam dan menebus jatah pupuknya,” ujarnya.
Data Dinas Pertanian menunjukkan, sepanjang 2024, OKU Timur menempati peringkat kesembilan nasional dalam produksi padi, dengan capaian 845 ribu ton gabah kering panen (GKP). Tahun ini, terdapat 76.113 petani yang telah terdaftar di sistem e-RDKK dengan jatah 40.591 ton pupuk urea dan 40.144 ton pupuk NPK.
Selain itu, program perluasan sawah baru seluas 6.149 hektar serta optimalisasi lahan (Oplah) sekitar 3.366 hektar turut memperkuat keyakinan pemerintah daerah bahwa target 1 juta ton gabah kering panen tahun 2025 dapat tercapai.
“Dengan harga pupuk yang turun, semangat petani meningkat. Kami optimistis OKU Timur akan menjadi daerah yang mandiri dan produktif,” tegas Niswaturrohmah.
Harapan Baru di Tengah Sawah
Kebijakan ini tidak hanya menurunkan beban biaya, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri di kalangan petani. Di tengah perubahan cuaca dan fluktuasi harga pasar, mereka kini memiliki alasan baru untuk tersenyum karena harapan untuk hidup lebih baik tumbuh dari tanah yang mereka garap setiap hari.
Seperti kata Yahya sambil menatap padi muda di petak sawahnya, “Kalau pupuknya murah dan mudah didapat, kami bisa kerja lebih tenang. Semoga panen kali ini membawa berkah untuk semua,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



